Bahaya Sunat Bagi bayi Perempuan




Baby AE - Umumnya sunat itu di lakukan untuk para lelaki, namun adakah sunat untuk perempuan? Ternyata ada. Kalau saya sih lebih sering mendengar sunat untuk laki-laki dibandingkan perempuan, bagaimana dengan Bunda?? Tapi, berdasarkan data WHO, lebih dari 200 juta anak perempuan di 30 negara yaitu di Afrika, Timur Tengah dan Asia mengalami praktik sunat perempuan, dan Indonesia masuk ke dalam daftar 30 negara tersebut. 



Sekitar 60 juta perempuan atau separuh dari total perempuan di Indonesia, yang merupakan negara dengan populasi mayoritas Muslim terbesar di dunia, diperkirakan telah menjalani praktik sunat perempuan semasa bayi. di Indonesia sendiri, praktik yang dikenal sebagai khitan atau sunat perempuan ternyata telah lama dipraktikkan di masyarakat oleh penyunat tradisional. Namun dalam 10-15 tahun terakhir, praktik ini juga dilakukan oleh para petugas kesehatan (nakes), atau istilahnya “medikalisasi”, sehingga hal yang tadinya ritual simbolik malah jadi melembaga sebagai praktik medis perlukaan di genital bayi perempuan (khitan perempuan). Jujur, untuk saya peribadi itu ngeri banget. 

Bahkan semakin berkembangnya praktik khitan perempuan, tidak sedikit klinik bersalin yang menawarkan prosedur sunat bayi perempuan sebagai bagian dari paket pelayanan kelahiran, dan pelayanan tersebut dilakukan tanpa biaya tambahan. Hal ini mengakibatkan pro dan kontra di kalangan masyarakat.

Baca juga:  Mitos bayi dan ibu hamil

Ternyata pada tahun 2006 pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan mencoba melarang praktik medikalisasi sunat pada perempuan loh. Namun para ulama bereaksi dengan mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa sunat perempuan merupakan bagian dari praktik keagamaan. Akhirnya pada tahun 2010, Kementerian Kesehatan Indonesia mengeluarkan peraturan yang mengizinkan petugas medis melakukan perlukaan di genital bayi perempuan yang umum di sebut sebagai khitan perempuan. 



Pada tahun 2014, Kementerian Kesehatan mencabut peraturan (izin) tersebut. Hal ini dilakukan karena yang awalnya petugas medis diharapkan mampu dan terlatih melakukan prosedur khitan pada perempuan dan memperkecil risiko infeksi parah jika hal tersebut dilakukan oleh penyunat tradisional, malah berdampak tidak baik. Pasalnya, medikalisasi oleh petugas kesehatan malah justru berbahaya, karena bidan atau dokter cenderung menggunakan gunting dan benar-benar melukai kulit sekitar alat genital bayi perempuan secara nyata. Sementara penyunat tradisional hanya melakukan ritual simbolik menggores sepotong kunyit atau jengger ayam, dengan menggunakan pisau lipat, mereka tidak berani memotong alat genital pada bayi. Meski Menteri Kesehatan telah mencabut peraturan (izin) tersebut, lembaga medis terus melaksanakan prosedur sunat pada perempuan. Pada akhirnya perlukaan genital bayi perempuan sekarang lebih sering dilakukan oleh petugas medis daripada penyunat tradisional.

Baca juga:  Manfaat dan Bahaya Semangka untuk Ibu Hamil

Khitan pada perempuan di Indonesia biasanya dilakukan karena keinginan orang tua. Berbeda dengan Negara Afrika yang mengharuskan perlukaan di genital bayi perempuan dengan tujuan menghilangkan klitoris (atau lipatan kulit di sekitar klitoris) sebagian atau seluruhnya. Kemudian dijahit untuk mempersempit lubang vagina (infibulasi) yang dapat menyebabkan komplikasi pada persalinan di kemudian hari.

 Lalu apakah tindakan praktik ini berbahaya?? 

Meskipun pemberlakuan khitan perempuan di Indonesia hanya pada batas menindik atau menggores jaringan sekitar lubang vagina. Menurut dr Artha, pemotongan klitoris sendiri tidak boleh dilakukan. Karena menurut beliau, klitoris memainkan peran penting dalam meningkatkan kenikmatan seksual seorang perempuan di kemudian hari. Selain itu beliau menjelaskan melalui klitoris, ekskresi kelenjar dapat terjadi di sekitar vagina. Tidak mengubah bentuk klitoris sangat penting karena letak klitoris yang dikelilingi oleh saraf menyebabkannya menjadi sangat peka secara seksual. Klitoris juga berefek pada lubrikasi vagina, semakin banyak lubrikasi pada vagina, perempuan akan semakin siap ketika penis dimasukkan. Jika tidak ada klitoris, maka vagina akan kering dan masuknya penis akan menyebabkan rasa sakit pada vagina yang menimbulkan ketakutan pada perempuan untuk melakukan hubungan badan berikutnya. 





Seperti klitoris, memotong labia minora juga akan membuat perempuan kurang peka terhadap stimulasi seksual. Menjahit mulut vagina akan menghambat masuknya penis, rasa sakit yang dialami perempuan akan mengerikan dan jika penis berhasil melakukan penetrasi, akan menyebabkan risiko pendarahan. 

 Dampak jangka pendek khitan pada perempuan: 

 1. Perdarahan yang mengakibatkan shock atau kematian. 
 2. Menimbulkan infeksi pada seluruh organ panggul yang mengarah pada sepsis. 
 3. Tetanus yang menyebabkan kematian. 
 4. Gangrene yang dapat menyebabkan kematian. 
 5. Sakit kepala yang luar biasa mengakibatkan shock. 
 6. Retensi urine karena pembengkakan dan sumbatan pada uretra. 

Baca juga: 9 Perbedaan Bayi Laki-Laki dan Perempuan Saat Dalam Kandungan

Dampak jangka panjang khitan pada perempuan : 

 1. Rasa sakit berkepanjangan pada saat berhubungan seks. 
 2. Penis tidak dapat masuk dalam vagina sehingga memerlukan tindakan operasi. 
 3. Disfungsi seksual (tidak dapat mencapai orgasme pada saat berhubungan seks). 
 4. Disfungsi haid yang mengakibatkan hematocolpos (akumulasi darah haid dalam vagina),                     hematometra (akumulasi darah haid dalam rahim), dan hematosalpinx (akumulasi darah haid               dalam saluran tuba). 
 5. Infeksi saluran kemih kronis. 
 6. Inkontinensi urine (tidak dapat menahan kencing). 
 7. Bisa terjadi abses, kista dermoid, dan keloid (jaringan parut mengeras). 

Kesimpulannya khitan pada perempuan itu berbahaya. Maka dari itu, dr Artha memaparkan bahwa fakultas kedokteran tidak ada yang mengajarkan khitan untuk wanita. Sebagai orang tua yang baik, pro atau kontra, tentu kita bisa memberikan yang terbaik untuk anak-anak. Semoga bermanfaat ya 

Subscribe to receive free email updates:

2 Responses to "Bahaya Sunat Bagi bayi Perempuan"

  1. Duuh ngeri ya, akibatnya. Dari dulu saya selalu merinding kalau dengar tentang khitan perempuan ini. Ini bisa berarti, kan menyakitkan juga ya bagi yang dikhitannya, dan dampaknya akan terus terasa dalam jangka panjang

    BalasHapus